Kamis, 23 Mei 2013

Capturing Tacit Knowledge

Knowledge Management system
Lecture : Leon Abdillah

Kelompok D
Team Project :

09141098      Ginanjar Putra
10141199      Karmina Yudi
10141122      Sella Cyntia Baliana P
10141176      Sri Widiyastuti
10141076      AbdullahSalam



PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN REASURANSI


        I.    Berikut ini adalah 10 Question for Interview

1.Bagaimana penerapan knowledge management system pada perusahaan reasuransi yang ada di Indonesia?
2.Mengapa penerapan knowledge  harus memakai sistem berbasiskan web?
3.Mengapa perusahaan reasuransi sangat penting menggunakan pengelolaan Knowledge management system?
4.Apakah penerapan knowledge management system berbasis web dapat di terapkan pada PT.Reasuransi  Nasional  Indonesia?
5.Apa sajakah model-model konversi knowledge?
6.Apa tujuan penelitian dari mengidentifikasi knowledge management system?
7.Apakah manfaat dari penelitian tersebut?
8.Dalam analisis knowledge dapat di klasifikasikan dalam 3 kerangka,Sebutkan apa saja?
9.Apakah pengertian knowledge bagi perusahaan tersebut?
10.Metode Focus Group Discussion di gunakan sebagai metodologi untuk melakukan analisis,apa saja metode penelitian nya?


Berikut ini adalah 10 Question for  Questionairre

1.bagaimana penerapan Knowledge Management system pada perusahaan Reasuransi Nasional Indonesia?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

2.Bagaimana Bentuk teknologi pada perusahaan ini?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

3.Apakah KMS yang diterapkan sudah sesuai tujuan?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

4.Bagaimana pengelolahan pengetahuan explicit dalam perusahaan ini?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

5.bagaimana pengelolahan pengetahuan tacit dalam Perusahaan Reasuransi Nasional Indonesia?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

6. Bagaimana karyawan di perusahaan setelah di terapkan nya KMS?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik


7. Apakah system yang diterapkan sudah baik dan mudah untuk di terima?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

8. fasilitas yang di sediakan dalam perusahaan ini?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

9. Bentuk tampilan dari KMS yang telah di terapkan?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik

10.bagaimana pengelolahan  KMS di perusahaan Reasuransi ini?
a. buruk
b. cukup
c. baik
d.sangat baik



Learning From Data

Knowledge Management System
Lecture : Leon Abdillah

Data Warehouse


Data Warehouse adalah sebuah sistem yang mengambil dan menggabungkan data secara periodik dari sistem sumber data ke penyimpanan data bentuk dimensional atau normal (Rainardi, 2008). Data warehouse merupakan penyimpanan data yang berorientasi objek, terintegrasi, mempunyai variant waktu, dan menyimpan data dalam bentuk nonvolatile sebagai pendukung manejemen dalam proses pengambilan keputusan (Han, 2006).

Beberapa pendapat tentang data warehouse :
  1. Ralph Kimballdata warehouse adalah suatu sistem yang mengekstrak, membersihkan, menyesuaikan diri, dan mengirim sumber data ke dalam suatu data penyimpanan dimensional dan kemudian mendukung implementasi query dan analisis untuk tujuan pengambilan keputusan.
  2. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H.
    data warehouse adalah koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subjek,terintegrasi,time-variant, dan bersifat tetap dari koleksi data dalam mendukung proses pengambilan keputusan management.
  3. Menurut Bill Inmon
    data warehouse adalah kumpulan data yang berorientasi subjek, terintegrasi, bervariasi waktu, dan non-volatile, yang mendukung proses pengambilan keputusan oleh manajemen.
  4. Menurut Vidette Poe
    data warehouse merupakan database yang bersifat analisis dan read only yang digunakan sebagai fondasi dari sistem penunjang keputusan.


jadi, dari beberapa pendapat tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa data warehouse adalah kumpulan data dari berbagai sumber internal maupun eksternal yang dikumpulkan menjadi satu dalam tempat penyimpanan yang berukuran besar yang bisa digunakan untuk pengambilan keputusan, dan bersifat berorientasi subjek,terintegrasi,time-variant, dan non-volatine.

Kegunaan dari data warehouse adalah :
mempermudah pembuatan aplikasi-aplikasi DSS dan EIS karena memang kegunaan dari data warehouse adalah khusus untuk membuat suatu database yang dapat digunakan untuk mendukung proses analisa bagi para pengambil keputusan.

Arsitektur Data Warehouse














Empat karakteristik dari Datawarehouse meliputi :
  1. Subject oriented
    Sebuah data warehouse disusun dalam subjek utama, seperti pelanggan, suplier, produk, dan sales. Meskipun data warehouse terkonsentrasi pada operasi harian dan proses transaksi dalam perusahaan, data warehouse fokus pada pemodelan dan analisis data untuk pembuat keputusan. Oleh karena itu data warehouse mempunyai karakter menyediakan secara singkat dan sederhana gambaran seputar subjek lebih detail yang dibuat dari data luar yang tidak berguna dalam proses pendukung keputusan.
  2. Integrated
    Data warehouse biasanya dibangun dari bermacam-macam sumber yang berbeda, seperti database relasional, flat files, dan on-line transaction records. Pembersihan dan penyatuan data diterapkan untuk menjamin konsistensi dalam penamaan, struktur kode, ukuran atribut, dan yang lainnya.
  3. Time Variant
    Data disimpan untuk menyajikan informasi dari sudut pandang masa lampau (misal 5 – 10 tahun yang lalu). Setiap struktur kunci dalam data warehouse mempunyai elemen waktu baik secara implisit maupun eksplisit
  4. Non volatile
    Sebuah data warehouse secara fisik selalu disimpan terpisah dari data aplikasi operasional. Penyimpanan yang terpisah ini, data warehouse tidak memerlukan proses transaksi, recovery dan mekanisme pengendalian konkurensi. Biasanya hanya membutuhkan dua operasi dalam akses data yaitu initial load of data dan access of data.

Dari pengertian tersebut, sebuah data warehouse merupakan penyimpanan data tetap sebagai implementasi fisik dari pendukung keputusan model data. Data warehouse juga biasanya dilihat sebagai arsitektur, pembangunan dan penyatuan data dari bermacam macam sumber data yang berbeda untuk mendukung struktur dan atau query tertentu, laporan analisis, dan pembuatan keputusan (Han, 2006).

Extract, transform, dan load ( ETL ) merupakan sebuah sistem yang dapat membaca data dari suatu data store, merubah bentuk data, dan menyimpan ke data store yang lain. Data store yang dibaca ETL disebut data source, sedangkan data store yang disimpan ETL disebut target. Proses pengubahan data digunakan agar data sesuai dengan format dan kriteria, atau sebagai validasi data dari source system. Proses ETL tidak hanya menyimpan data ke data warehouse, tetapi juga digunakan untuk berbagai proses pemindahan data.

Kebanyakan ETL mempunya mekanisme untuk membersihkan data dari source system sebelum disimpan ke warehouse. Pembersihan data merupakan proses identifikasi dan koreksi data yang kotor. Proses pembersihan ini menerapkan aturan-aturan tertentu yang mendefinisikan data bersih.

Berdasarkan siapa yang memindahkan data, ETL dapat dibedakan menjadi empat seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1, yaitu :

1. Proses ETL menarik data keluar dengan query tertentu di source system database secara periodik.
2. Triggers pada source system mendorong data keluar. Triggers adalah Suatu SQL statement yang dijalankan setiap ada perintah insert, update, atau delete dalam tabel.
3. Penjadwalan proses dalam source system untuk mengekspor data secara periodik. Hal ini mirip dengan proses yang pertama namun query disimpan dalam data source.
4. Sebuah log reader yang bertugas membaca log dalam source system untuk mengidentifikasi perubahan data. Log reader merupakan program yang membaca log file. Setelah dibaca, kemudian data dipindahkan keluar ke tempat penyimpanan yang lain.








Gambar 2.1 Kategori ETL berdasarkan siapa yang menjalankan


Berdasarkan dimana proses pembangkitan ETL, ETL dibedakan menjadi tiga macam seperti yang digambarkan pada gambar 2.2, yaitu :

1. ETL dijalankan dalam server terpisah diantara source system dan data warehouse sistem. Pendekatan ini menghasilkan kinerja tinggi, ETL jalan di server sendiri, sehingga tidak menggunakan sumber daya dari data warehouse server atau data source server. Namun hal ini lebih mahal karena harus menambah server lagi.
2. ETL dijalankan dalam data warehouse server. Pendekatan ini dapat digunakan jika mempunyai kapasitas lebih dalam data warehouse server atau jika mempunyai idle time ketika datawarehouse tidak digunakan (misal pada waktu malam). Pendekatan ini lebih murah dibandingkan pendekatan pertama karena tidak membutuhkan tambahan server.
3. ETL dijalankan pada server data source. Pendekatan ini diimplementasikan ketika membutuhkan real time data warehousing. Dengan kata lain, jika data dalam source system berubah, perubahan ini dilakukan juga ke dalam data warehouse. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan trigger dalam source system.











Gambar 2.2 Kategori ETL berdasarkan tempat dijalankan


Tidak semua data warehouse mempunyai komponen lengkap seperti mekanisme kualitas data, database multidimensi, aplikasi analisis, aplikasi pengguna, control sistem, audit sistem, metadata. Secara sederhana data warehouse dapat digambarkan seperti gambar 2.3








Gambar 2.3 Gambaran data warehouse secara sederhana


Dalam hal ini, data warehouse hanya mempunyai sebuah ETL dan sebuah data store. Source system bukan merupakan bagian dari data warehouse sistem. Hal ini merupakan minimum dari sebuah data warehouse. Jika satu komponen diambil sudah bukan merupakan data warehouse lagi (Rainardi, 2008).


Sumber : 

Senin, 20 Mei 2013

Knowledge Management System

Knowledge Management System

Lecture : Leon Abdillah

Nama Kelompok D :

Ginanjar Putra
Karmina Yudi
Sella Cyntia Baliana P
Sri Widiyastuti
Abdullah Salam

Tema Kelompok

PENERAPAN KMS PADA PERUSAHAAN REASURANSI

Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini terjadi dengan sangat cepat. Kemampuan sebuah perusahaan dalam kedua hal tadi menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Saat sebuah perusahaan mencoba mengembangkan skala ekonominya, maka dibutuhkan tingkat pengetahuan yang sangat luas pada setiap personil yang ada untuk dapat berkompetisi dan bertahan. Untuk memudahkan pengembangan sumber daya manusia perusahaan diperlukan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan knowledge yang dimiliki.
Pengelolaan knowledge (Knowledge Management) tersebut pada akhirnya dapat menjadi dukungan yang handal bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing.
Pengelolaan knowledge (Knowledge Management) pada perusahaan reasuransi sangat perlu dilakukan untuk menjaga kontinuitas dan keberhasilan perusahaan. Knowledge yang perlu dikelola ini selain knowledge yang ada dalam setiap perusahaan pada umumnya, seperti kepegawaian dan keuangan, juga knowledge tentang reasuransi yang menjadi core business perusahaan.







Knowledge Management System

Knowledge Management System

Lecture : Leon Abdillah

Knowledge Management System

Menurut Holsapple dan Joshi (2004), Knowledge Management (KM) dianggap sebagai suatu entitas yang sistematik yang berupaya untuk memperluas, mengolah dan menerapkan pengetahuan yang tersedia dengan cara memberikan nilai tambah pada entitas dalam mencapat tujuannya.


Knowledge Management System adalah system yang diciptakan untuk memfasilitasi penangkapan, penyimpanan, pencarian, transfer dan penggunaan kembali pengetahuan. Alavi dan Leidner (2001) mendefinikan KMS sebagai “IT (Information Technology)-based systems developed to support and enhance the organizational processes of knowledge creation, storage/retrieval, transfer, and application.”. Tidak semua KM di implementasikan dengan IT, namun keberadaan IT menjadi enablerimplementasi KM.

Knowledge Management System menurut kalsifikasinya :
  1. Alavi dan Leiner (2001)mengklasifikasikan KMS berdasarkan siklus hidup knowledge yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pembuatan knowledge, penyimpanan dan pemanggilan knowledge, transfer knowledge, aplikasi knowledge.
  2. Marwick (2001)mengklasifikasikan KMS berdasarkan suatu model yang dibuat oleh Nonaka (1994) yaitu Sosialisasi, Ekstrenalisasi, kombinasi dan internasionalisai (SECI)
  3. Borghoff dab Pareschi(1998)
    mengklasifikasikan KMS berdasarkan arsitektur manajemen yang terdiri dari empat kelas komponen yaitu  repositories dan libraries, komonitas knowledge worker, knowledge mapping dan knowledge flows.
     
  4. Hahn dan Subramani (2001)
    mengklasifikasikan knowledge berdasarkan sumber yang disupport yaitu artifak terstruktur, individual terstruktur, artifak tidak terstruktur dan Individual tidak terstruktur.
  5. Binney (2001)
    mengklasifikasikan KMS berdasarkan spectrum knowledge. Spektrum ini merepresentasikan batasan dari suatu tujuan, dapat berupa transaksional KM, analitikal KM, basis proses KM, pemgembangan KM , inovasi dan kreasi KM.
  6. Zack (1999)
    mengklasifikasikan KMS secara integrative sebagai fasilitas transfer knowledge eksplisit dan secara interactive sebagai fasilitas media transfer tacit knowledge.

Hal yang perlu dicermati adalah pengukuran model sukses dari KMS. Turban dan Aronson (2001) mengemukakan tiga hal sebagai berikut: Menyediakan basis value bagi perusahaaan Menstimulasi management agar focus pada hal-hal yang penting Menjustifikasi investasi dari aktivitas KM.

Dua pendekatan dasar yang digunakan untuk menentukan keberhasilan knowledge management :
Pertama dilihat pada efektifitas implementasi proses KM sebagai indicator sukses pelaksanaan, dengan harapan bahwa proses yang efektif akan mengarah pada penggunaan pengetahuan. Metode pendekatan ini akan mengidentifikasi keberhasilan penerapan KM dari faktor sukses nya.
Kedua dengan melihat dampak dari pelaksanaan KM atau KMS, dengan harapan bahwa jika ada dampak dari menggunakan pengetahuan, maka implementasi KM atau KMS berhasil.